PARADIGMA KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMBELAJARAN
1. Makna dan Lingkungan
Konstruktivistik
Konstruktivis sebagai satu konsep yang banyak
membicarakan masalah pembalajaran, diharapakan menjadi landasan intelektual
untuk menyusun dan menganalisis problem pembelajaran dalam pergulatan dunia
pendidikan. Konstruktivis berarti bersifat membangun. Konstruktivisme merupakan
suatu aliran yang berupa membanguntata susunan hidup kebudayaan yang bercorak
modern. Konstruktivis berupaya mencari kesempatan antara sesama manusia, yakni
agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh
lingkunagnny. Maka proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan ini perlu
membangun kemandirian anak untuk mengelola pola pikir yang secara terarah. Dalam
teori peran guru adalah menyediakan suasana dimana pra siswa mendesain dan
mengarahkan kegiatan belajar itu lebih banyak daripada menginginkan bagi siswa
agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, maka harus bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan
ide-ide.
2. Memahami Paradigma
Konstrutivisme
Konstruktivisme merupakan respon terhadap
perkembangannya harapan-harapan baru berkaitan dengan proses pembelajaran yang
menginginkan peran aktif siswa dalam merekayasa dan memprakarsai kegiatan
belajarnya sendiri. Dalam mencermati realitas kehidupan sehari-hari, para
konstruktivis mempercayai bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang berusaha
mengetahui. Pengetahuan tidak begitu saja dipindahkan dari otak seorang (guru)
ke kepala orang lain (siswa).
Pengetahuan yang dimiliki seseorang terkait
erat dengan pengalaman-pengalamnnya. Yanpa pengalaman seseoarang tidak dapat
membentuk pengetahuan. Dalam konteks ini, pengalaman tidak diartikan sebagai
pengalaman fisik sesorang sebagaiman kita pahami dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan dibentuk oleh struktur penerimaan konsep sesorang sewaktu ia
berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam sebuah kesimpulannnya Gilasersfeld dan
Kitchener (1987) memberikan penekanan tentang 3 hal mendasar berkaitan dengan
pemahaman tentang gagasan konstruktivisme, yaitu :
1.
Penggetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
2.
Subjek membentuk skema kognitif, ktegori, konsep, dan stuktur yanh perlu untuk
pengetahuan
3.
Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Struktur konsepsi
membentuk pengetahuan, dan konsepsi itu berlaku bila berhadapan dengan
pengalaman-pengalaman seseorang.
3. Beberapa Prinsip
Tentang Konstruktivistik
Ada 5 prinsip dasar tentang konstruktivis,
diantaranya :
a.
Mengahadapi masalah yang relevan dengan siswa
Mengadapai masalah yang relevan dengan siswa
adalah dengan bantuan prinsip-prinsip pedagodi yang konstruktivis. Oleh karena
relevasinya tidak harus berkaitan dengan kehidupan atau keberadaan siswa
terdahulu. Anak didik memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat yang
sangat besar terhadap sesuatu merupakan suatu modal besar artinya untuk
mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati.
b.
Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan
Susunan sebuah kurikulum seputar konsep utama
adalah sebuah dimensi kritik tantang pedagodi konstruktivis ketika mendesain
sebuah kurikulum, guru konstruktivis mengorganisasi informasi sekitar
problematika konsep, pertanyaan dan situasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Karena siswa merasa disibukkan dengan ide-ide atau problem yang dipresentasikan
secara holistik daripada secara terpisah dari bagian-bagian terisolasi.
c.
Mencari dan menilai pendapat siswa
Dalam interaksi belajar mangajar guru tidak
hanya berperan menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi ia juga hendaknya
mendorong para siswa untuk mau memberikan informasi atau pengetahuannya kepada
orang lain, termasuk gurunya.
d.
Menyesuaikan kurikulum untuk menannggapi anggapan siswa
Harus ada hubungan tertentu antara tuntutan
kurikulum dan anggapan yang dibawa setiap kedalam kegiatan kulikuler.
e.
Menilai belajar siswa dalam konteks pembelajaran
Sering kali terjadi dimana guru menanyakan
satu pertanyaan dan banyak anak mengangkat tangan. Satu per satu jawaban yang
diberikan disalahkan guru, sampai akhirnya ada jawaban yang benar.
4. Implikasi
Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Konstruktivisme memandang kegiatan belajar merupakan
kegiatan belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam upaya menemukan
pengetahuan, konsep, kesimpulan, bukan merupakan kegiatan mekanistik untuk
mengumpulkan informasi atau fakta. Dalam proses pembelajaran siswa bertanggung
jawab terhadap hasil belajarnya sendiri.
IMPLIKASI TEORI
KONSTRUKTIVITAS
Ø Memusatkan perhatian
kepada berpikir atau proses mental anak tidak sekedar pada hasilnya. Disamping
kebenaran jawaban siswa, guru juga harus memahami proses yang digunakan siswa
sehingga sampai pada jawaban tersebut.
Ø Mengutamakan peran siswa
dalam berinisiatif sendiri keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran dalam
kelas konstruktif, penyajian pengetahuan jadi di (rady made) tidak mendapat penekanan.
Ø Pendekatan konstruktivis
dalam pengajaran lebih menekankan pengajaran TOP DOWN daripada BOTTOM UP.
Ø DISCOVERY LEARNING. Dalam discovery leraning siswa didorong siswa
untuk belajar sendiri secara alami.
Ø Pendekatan konstruktivis
dalam pengajaran khas menerapkan SCAFOLDING,
semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarnnya sendiri.
KENDALA YANG MUNGKIN
TIMBUL DALAM PENERAPAN TEORI BELAJAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVITAS
DISEKOLAH-SEKOLAH INDONESIA
Ø Sulit mengubah keyakinan
guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional.
Ø Guru konstruktivis
dituntut kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan
media.
Ø Pendekatan konstruktivis
menuntut perubahan siswa evaluasi, yang mungkin belum bisa diterima oleh
otoritas pendidik dalam waktu dekat.
Ø Fleksibilitas kurikulum
mungkin masih sulit diterima oleh guru yang terbiasa dengan kurikulum yang
terkontrol.
Ø Siswa dan orang tua
mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang
baru.
KONDISI OBJEKTIF YANG
PERLU DIKEMBANGKAN DI LAPANGAN
Ø Kurikulum disajikan dari
kesatuan ke bagian dengan penekanan konsep utama.
Ø Pengajaran yang
menimbulkan banyak pertanyaan dari siswa sangat dihargai.
Ø Kegiatan kurikulum
bertumbu pada sumber data primer dan materi yang digunakan single text book.
Ø Siswa dianggap sebagai
pemikiran.
Ø Pada umumnya guru
berprilaku secara interaktif menggunakan lingkungan sebagai media belajar.
Ø Guru mencari sudut
pandang siswa untuk memahamkan konsep yang disajikan pada siswa untuk keperluan
pembelajaran lebih lanjut.
Ø Penelitian terjadi
menjadi satu dengan pembelajaran dan dilkasanakan dalam bentuk observasi
terhadap kerja siswa/tampilan/tugas.
TUJUAN PENDEKATAN
KONSTRUKTIVIS
Ø Memotivasi siswa bahwa
belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
Ø Mengembangkan kemampuan
siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
Ø Membantu siswa untuk
mengembangkan pengertuan atau pemahaman konsep secara lengkap.
Ø Mengembangkan kemampuan
siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
CONTOH-CONTOH
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVIS
Ø Mendukung dan menerima
otonomi daninisiatif siswa.
Ø Mengunakan data mentah
dan narasumber asli, bersama bahan yang manipulatif, interaktif, dan nyata.
Ø Ketika memberi tugas,
menggunakan istilah kognitif , seperti klasifikasi, analisis, meramalkan,
ciptakan, atau bentuk.
Ø Memperbolehkan jawaban
siswa menuntun pelajaran, mengubah strategi pembelajaran dan mengubah isi.
Ø Mencari tahu tentang
pengertian siswa akan konsep yang diberikan sebelum membagi
pengertian-pengertian mereka tentang konsep tersebut.
Ø Mendukung siswa untuk
terlibat dalam dialog, baik dengan guru ataupun siswa.
Ø Mendorong siswa untuk
bertanya dengan memberikan bertanyaan terbuka yang mendalam dan juga mendorong
siswa untuk mengajukan pertanyaan satu dengan yang lainnya.
Ø Mencari perluasan dari
tanggapan awal siswa.
Ø Mengajak siswa terlibat
dalam pengalaman yang mungkin bertentangan denagn hipotesis awal mereka dan
kemudian mendorong adanya diskusi.
Ø Memberikan waktu bagi
siswa untuk membentuk hungan dengan menciptakan metafora (perumpamaan).
Ø Mengembangkan keinginan
dari siswa dengan sering menggunakan model lingkaran belajar (learning cycle model).
KESUKARAN PENERAPAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS
Ø Guru merasa kesulitan
memberikan contoh-contoh konkrit dan realistik.
Ø Guru tidak ingin berubah,
mereka tertutup/menahan diri untuk merubah
Ø Pengajaran secara
tradisional bisa sukses dan memperoleh nilai tinngi, mengapa harus berubah ?
Ø Guru berpikir bahwa
pembelajaran konstruktivis memerlukan lebih banyak waktu.
Ø Beban guru sudah terlalu
banyak (over load). Merak mengajar 24 jam/45 menit dalam seminggu. Mereka lebih
suka rutinitas.
Ø Belum adanya alat-alat laboratorium yang cukup
memadai untuk jumlah siswa yang besar.
Ø Harapan orang tua adalah
terpokus pada hasil belajar sedangkan guru pada proses belajar.
Ø Guru mengajar menurut
cara bagaimana mereka disaat kuliah, perubahan dalam praktek mengajar
memerlukan perubahan cara mengajar dosen.
Ø Guru masih beranggapan
bahwa mangajar itu menghadapi test akan menekankan pada drilling dan skill.
Ø Terlalu banyak bidang
studi yang harus dipelajari kurikulum syarat dengan istilah. Menimbulkan
masalah luas cakupan lawan kedalam.
Ø Guru mengajar diluar
bidang studi.
Ø Problem yang lain adalah
guru yang tidak memenuhi kualifikasi.
Ø Siswa mengharapkan
informasi dari guru, mencatat, dan mengerjakan test pilihan ganda.
Ø Siswa telah terbiasa
dengan pembelajaran terpusat pada guru.
Ø Siswa beranggapan bahwa
bertanya itu tidak sopan.
Ø Tempat duduk siswa
permanen.
Perbedaan Situasi
Pembelajaran Berdasarkan Pandangan
Tradisional dan Konstruktivisme
Dimensi
|
Pembelajaran
Tradisional
|
Pembelajaran
Konstruktivisme
|
Ruang lingkup
pembelajaran
|
Disajikan secara
terpisah, bagian perbaikan engan penekanan pada pencapaianketerampilan dasar
|
Disajikan secara utuh
dengan penjelasan tentang keterkaitan antar bagian, dengan penekanan pada
konsep-konseo utama
|
Kurikulum
|
Harus diikuti sampai
habis
|
Pertanyaan dan
konstruksi jawaban siswa adalah penting
|
Kegiatan pembelajaran
|
Berdasarkan buku teks
yang sudah ditentukan
|
Berdasarkan beragam
sumber informasi primer dan mateti-materi yang dapat dimanipulasi langsung
oleh siswa
|
Kedudukan siswa
|
Dilihat sebagai sumber
kosong tempat ditumpahkannya semua pengetahuan dari guru
|
Siswa dilihat sebagai
pemikir yang mampu menghasilkan teori-teori tentang dunia dan kehidupan
|
Sistem guru
|
Guru mengajar dan
menyebarkan informasi keilmuan kepada siswa
|
Guru bersikap
interaktif dalam pembelajaran, menjadi fasilitator dan mediator bagi siswa
|
Penyelesaian masalah
pembelajaran
|
Selalu mencari jawaban
yang benar untuk memvalidasi proses belajar siswa
|
Guru mencoba mengert
persepsi siswa agar dapat melihat pola pikir siswa dan apa yang diperoleh
siswa untuk pembelajaran selanjutnya
|
Penilaian proses
pembelajaran
|
Merupakan bagian
terpisah dari pembelajarandan dilakukan hampir selalu dalam bentuk tes atau
ujian
|
Merupakan bagian
internal dalam pembelajaran, dilakukan melalui observasi guru terhadap hasil
kerja melalui pameran kerja siswa dan portopolio
|
Aktivitas belajar siswa
|
Siswa lebih banyak
belajar sendiri
|
Lebih banyak belajar
dalam kelompok
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar